Rabu, 19 September 2007

zho dam

Inilah Kitab Zho Dam. Zho dalam bahasa Urwun berarti besar, sedangkan Dam berarti darah. Jadi Zho Dam dapat diartikan perjuangan sampai titik darah penghabisan. Karena para pendekar Lanah ahli Shurulkhan itu adalah pejuang juga ulama yang mempertahankan Islam, maka Zho Dam dapat diartikan perjuangan sampai titik darah penghabisan untuk membela Islam (Syahid).
Kitab ini ditulis oleh Ahmad Syiharani, seorang pendekar Thifan berdasarkan cerita Sukhu-Sukhu (guru) dan pendekar-pendekar Shurulkhan, maka kitab ini disebut cerita atau hikayat, bukan tarikh/sejarah karena sejarah itu harus berdasarkan pada bukti-bukti dan kesaksikan tentang suatu kejadian pada suatu zaman. Semula kitab ini berbahasa Urwun Cina kemudian diterjemahkan oleh Hang Nandra Abu Bakar (Hulubalang Kerajaan Iskandar Muda) ke dalam bahasa Melayu Kuno kemudian disusun kembali oleh Ibtidain Hamzah Khan, hal itu agar mudah dimengerti oleh Tamid-Tamid (muridmurid) Shurulkhan. Sedangkan susunan cerita masih tetap berdasarkan kitab aslinya. Selain Kitab Zho Dam ini masih ada dua kitab Shurulkhan lainnya, yaitu : Kitab Jurus dan Kitab Pengobatan.

Adapun isi yang terkandung dalam kitab ini adalah perkembangan Shurulkhan (Thifan dan Syufu), Nizam-I-Lanah dan kisah perjuangan para Sukhu dan Ahund Shurulkhan, di antaranya kisah Je'nan, Ismet Kitti, Anwar Shin, Timur Latep Baber, Uzair Syun, Nana Fun, Selim Tsepang dan lainnya yang sekilas diceritakan.

Adapun arti dari Shurulkhan adalah Siasat Raja-Raja dan Syufu Taesyu Khan artinya Gerakan Raja-Raja dan Thifan Po Khan artinya Pukulan Para Raja/ Bangsawan dari daerah Thurfan. Karena kalimat Thifan berasal dari kalimat Thurfan, yaitu ibu kota Turkistan Timur. Hal ini disebabkan karena Shurulkhan pada waktu itu dikelola oleh Kerajaan Islam dan hanya diperuntukkan untuk kaum muslimin yang mau berjihad menegakkan agama dengan syarat yang sangat selektif, di antaranya tekun mencari ilmu agama juga menetap di suatu lanah sampai waktu tertentu dan mau berda'wah untuk Islam, maka tidak asing lagi kalau yang membawa Thifan ke Indonesia adalah tamid-tamid Thifan dari Lanah Thurfan yang menjadi da'i, yaitu pada tahun 1678 M, yang mula-mula masuk melalui daerah Pidi Aceh hingga berhasil masuk ke Kerajaan Iskandar Muda. Lalu menyebar ke Riau, Muko-Muko lalu ke Malaysia dan ke pulau Jawa di daerah Bandung, Jawab Barat. Pada tahun 1960-an Thifan sangat semarak di Bandung karena pada waktu itu ummat Islam mempunyai musuh yaitu PKI, tetapi setelah PKI berhasil ditumpas orang-orang Islam berhenti berlatih. Kemudian pada tahun 1970-an muncullah beladiri-beladiri yang membawa kemaksiatan, bahkan kemusyrikan, maka guru besar Thifan Ustadz Marsedek (Umar Sidik) membuka Lanah Thifan untuk merekrut pemuda muslim agar tidak terjerumus dalam aliran beladiri tersebut, mulai saat itulah Thifan berkembang ke kotakota besar di Jawa Barat, seperti Cirebon, Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bogor, Kuningan, bahkan pada tahun 1980-an Thifan mulai menyebar ke daerah lain, seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dll.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar